Jumat, 31 Mei 2013

TULISAN 7


PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG

A.  MENGUBAH SIKAP TERHADAP PEKERJAAN

Sikap (attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian psikologi, karena sikap sering di gunakan untuk meramalkan tingkah laku, baik tingkah laku perorangan, kelompok, bahkan tingkah laku suatu bangsa. Pekerjaan dinilai sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk kemajuan manusia, baik kemajuan rohani maupun jasmani. Pekerjaan memerlukan pemikiran yang sadar sehingga bisa dengan bebas dapat mengarahkan kegiatannya kepada suatu tujuan tertentu.
Nilai pekerjaan adalah nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga yang diperlukan untuk menghasilkannya dengan pengertian bahwa alat produksi lain dihitung sebagai tenaga kerja yang menghasilkan.
Manusia tidak terlepas dari aktivitas bekerja. Ada orang yang bekerja
untuk mencari uang, ada yang bekerja untuk mengisi waktu luang, ada pula yang bekerja untuk mencari identitas, dsb. Apapun alasan manusia bekerja, semuanya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Maslow (dalam Atkinson, 2000) kebutuhan manusia secara garis besar dapat dibagi atas : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dimiliki, kebutuhan harga diri, dan aktualisasi diri. Alasan seseorang bekerja bisa memenuhi salah satu kebutuhan yang diutarakan oleh Abraham Maslow. Tetapi saat tidak bisa kita
mendapatkan semuanya, maka kita harus memilih dan membuat prioritas, hal apakah yang harus kita dahulukan diatas yang lainnya.
Dimensi psikologis pekerjaan. Dalam arti ini kerja bisa berarti berkat sekaligus kutuk. Orang perlu untuk bekerja. Namun seringkali kerja juga menjadi beban yang sangat berat. Setiap orang sudah dikondisikan untuk bekerja sejak mereka menginjak usia 3-4 tahun. Memang mereka belum boleh bekerja secara resmi di pabrik atau dimanapun. Namun mereka perlu untuk belajar berjalan, berbicara, dan yang terpenting, belajar untuk menjadi manusia. Ini semua menurut Drucker menciptakan kebiasaan untuk bekerja, untuk melakukan sesuatu guna mengembangkan diri.
Hegel seorang filsuf Jerman pernah berpendapat, bahwa kerja adalah aktualisasi diri seseorang. Drucker sendiri berpendapat bahwa kerja merupakan perpanjangan dari kepribadian manusia. Kerja adalah suatu pencapaian mimpi dan perwujudan prestasi. Kerja adalah adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan kemanusiaannya.
Sejak dulu manusia sudah memiliki pandangan, bahwa kerja adalah sesuatu yang suci. Kerja adalah suatu bentuk panggilan dari Tuhan. Kerja adalah suatu pengabdian, apapun bentuknya, dan semua itu layak mendapatkan penghormatan.
Banyak orang benci untuk bekerja. Mereka bermimpi untuk memiliki uang banyak, sehingga tidak lagi perlu bekerja. Namun pandangan itu tidak sepenuhnya tepat. Orang yang tidak bekerja, walaupun memiliki uang banyak, juga sulit untuk merasa puas dengan hidupnya. Mereka akan mengalami krisis identitas, karena pekerjaan membantu orang merumuskan identitasnya, walaupun tidak secara keseluruhan. Dalam arti ini dapatlah dikatakan, bahwa kerja memiliki dimensi psikologis yang mendalam, yang membantu orang untuk menentukan siapa dirinya.

B.  PROSES DALAM MEMILIH PEKERJAAN

Dalam memilih atau mencari pekerjaan, biasanya orang dihadapkan kepada beberapa pemikiran atau pertimbangan sebelum menetapkan pekerjaan mana yang akan dipilih. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :
Ø    Nama dan Reputasi Perusahaan : Nama perusahaan akan mempengaruhi kemantapan semangat kerja. Bila nama perusahaan/reputasinya baik biasanya karyawan akan bangga dan tumbuh semangat kerja. Tetapi bila reputasi perusahaan kurang baik, kita malu dan kurang bersemangat bekerja.
Ø    Tipe Pekerjaan : Tipe pekerjaan menyangkut bagaimana jenis/bentuk pekerjaan yang dilakukan, mulai dari berat/ringannnya pekerjaan, status pekerjaan, kondisi kerja, sederhana/rumitnya pekerjaan, sampai kepada upah yang kecil/besar.
Ø    Kondisi Tempat Kerja  : Berpengaruh pada semangat dan gairah kerja. Meliputi: lingkungan yang bersih, udara bersih, penerangan, tidak bising, lay out, pewarnaan ruangan.
Ø    Rekan Kerja : Apabila orang-orang yang ada dilingkungan kerja merupakan teman kerja yang kompak, ramah tamah dan menyenangkan akan menyebabkan rasa betah, senang dan bahagia dalam bekerja.
Ø    Kesempatan Berkarir : Adanya kesempatan meniti karir/naik pangkat dalam bekerja akan menambah semangat dalam bekerja.
Fase-fase identitas pekerjaan :
Ø    Pencarian pekerjaan adalah identik dengan mempromosikan diri sendiri dan talenta yang dimiliki.
Ø    Mengetahui dengan pasti bagaimana talenta yang dimiliki dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang dilamar.
Ø    Mencari pekerjaan merupakan suatu pekerjaan juga: jadi perlu bersabar karena pasti membutuhkan waktu.
Ø    Buat rencana dan ikuti rencana tersebut; meski tidak harus diikuti secara kaku.
Ø    Mencari pekerjaan harus pantang menyerah.
Ø    Kenali Diri Sendiri
Ø    Tentukan Tujuan Karir Kita
Ø    Buatlah Career Portfolio
Ø    Perluas Jaringan
Ø    Kenali Tempat/Perusahaan yang Dilamar 
Ø    Evaluasi Proses    

C.   MEMILIH PEKERJAAN YANG COCOK

Sebelum mendapatkan pekerjaan yang cocok, kenali diri sendiri terlebih dulu. Yang paling tahu cocok atau tidaknya kita akan suatu pekerjaan adalah diri kita sendiri. Berikut adalah 6 tipe kepribadian beserta dengan pekerjaan yang sekiranya cocok dengan kepribadian tersebut. Namun, perlu dicatat, beberapa pekerjaan atau profesi yang tercantum memerlukan pendidikan, pelatihan, dan kualifikasi tertentu.

1.  Artistik
Kepribadian semacam ini adalah mahluk kreatif sejak diciptakan. Mereka memiliki imajinasi yang sangat luas. Tipe semacam ini senang mengekspresikan dirinya melalui hasil karya. Mereka lebih nyaman bekerja tanpa aturan, dan senang bekerja yang berkaitan dengan bentuk, desain, warna, kata, dan pola. Profesi yang cocok untuk tipe kepribadian ini: editor, desainer grafis, guru drama atau kesenian, arsitek lanskap, pembuat produk, dan produser.

2.  Konvensional
Tipe kepribadian semacam ini menyenangi segala hal yang konvensional, seperti aturan, prosedur, jadual, dan instruksi. Mereka senang bekerja dengan detail dan data ketimbang harus mengutarakan ide. Tipe semacam ini senang dengan rutinitas dan urutan, segala yang keteraturan. Tipe pekerjaan yang cocok untuk tipe semacam ini antara lain; akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan, dan penulis teknis.

3.  Wirausahawan
Tipe wirausahawan adalah orang yang pandai memimpin. Mereka jeli melihat sebuah hasil kerja dari awal hingga akhir, khususnya yang berhubungan dengan bisnis. Mereka tipe pelaku, bukan pemikir, dan lebih senang melihat “gambaran besar” ketimbang gambar-gambar kecil yang justru sebagai fondasi awalnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang seperti ini adalah; agen sales di advertising, pekerja finansial, analisis manajemen, direktur program, dan sales manager .

4.  Penyelidik
Tipe seperti ini senang bekerja sendiri, karena dia senang menyelidiki sesuatu. Mereka lebih senang menggunakan logika ketimbang imajinasi, menyelesaikan masalah dan misteri, menyatukan hal-hal yang tercerai seperti puzzle, presisi, dan ilmu pasti. Pekerjaan yang memerlukan atensi mendetail amat membuatnya merasa senang. Profesi yang tepat untuk tipe kepribadian seperti ini adalah; analis sistem komputer, pengurus perpustakaan, optometris, profesor ilmu alam, insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.

5.  Realistik
Senang dengan hasil akhir, tipe ini adalah orang yang menyukai soal dan masalah yang harus dipecahkan. Mereka senang bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin, alat-alat berat, dan perhiasan. Profesi yang tepat untuk tipe realistis adalah ahli elektro, ahli nuklir, dokter gigi, dan ahli kunci.

6.  Sosialis
Sosialis senang membantu orang lain dan bekerja di dalam tim. Mereka pandai berkomunikasi dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka lebih baik bicara dengan orang lain ketimbang bekerja dengan mesin atau data. Pekerjaan yang terbaik untuk mereka adalah untuk membuatnya bertemu dengan orang lain, seperti pelatih pribadi, psikolog sekolah, bimbingan siswa, guru, dan motivator.

D.  WAKTU LUANG
         Waktu luang adalah waktu bebas bagi seseorang untuk melakukan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan keinginannya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di luar usaha-usaha untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dan kebutuhan primernya, oleh sebab itu maka kegiatannya tanpa paksaan dan bersifat sukarela. Orang yang menggunakan waktu secara efisien akan memperoleh banyak keuntungan, misalnya mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, sehingga ada waktu untuk memulihkan kebugaran fisik dan mental, rekreasi, dan interaksi sosial. Manfaat mengisi waktu luang yaitu menurut Soetarlinah Sukadji
(Triatmoko, 2007) yaitu:
a. Bisa meningkatkan kesejahteraan jasmani.
b. Meningkatkan kesegaran mental dan emosional.
c. Membuat kita mengenali kemampuan diri sendiri.
d. Mendukung konsep diri serta harga diri.
e. Sarana belajar dan pengembangan kemampuan.
f. Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual,
spiritual, maupun estetika.
g. Melakukan penghayatan terhadap apa yang anda sukai tanpa tidak
mempedulikan segi materi.



SUMBER