PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG
A. MENGUBAH SIKAP TERHADAP PEKERJAAN
Sikap (attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam
kajian psikologi, karena sikap sering di gunakan untuk meramalkan tingkah laku,
baik tingkah laku perorangan, kelompok, bahkan tingkah laku suatu bangsa.
Pekerjaan
dinilai sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk kemajuan manusia, baik
kemajuan rohani maupun jasmani. Pekerjaan memerlukan pemikiran yang sadar
sehingga bisa dengan bebas dapat mengarahkan kegiatannya kepada suatu tujuan
tertentu.
Nilai
pekerjaan adalah nilai suatu
barang ditentukan oleh jumlah tenaga yang diperlukan untuk menghasilkannya
dengan pengertian bahwa alat produksi lain dihitung sebagai tenaga kerja yang
menghasilkan.
Manusia
tidak terlepas dari aktivitas bekerja. Ada orang yang bekerja
untuk mencari uang, ada
yang bekerja untuk mengisi waktu luang, ada pula yang bekerja untuk mencari
identitas, dsb. Apapun alasan manusia bekerja, semuanya adalah untuk memenuhi
kebutuhannya. Menurut Maslow (dalam Atkinson, 2000) kebutuhan manusia secara
garis besar dapat dibagi atas : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan dimiliki, kebutuhan harga diri, dan aktualisasi diri. Alasan seseorang
bekerja bisa memenuhi salah satu kebutuhan yang diutarakan oleh Abraham Maslow.
Tetapi
saat tidak bisa kita
mendapatkan
semuanya, maka kita harus memilih dan membuat prioritas, hal apakah yang harus
kita dahulukan diatas yang lainnya.
Dimensi psikologis pekerjaan.
Dalam arti ini kerja bisa berarti berkat sekaligus kutuk. Orang perlu untuk
bekerja. Namun seringkali kerja juga menjadi beban yang sangat berat. Setiap
orang sudah dikondisikan untuk bekerja sejak mereka menginjak usia 3-4 tahun.
Memang mereka belum boleh bekerja secara resmi di pabrik atau dimanapun. Namun
mereka perlu untuk belajar berjalan, berbicara, dan yang terpenting, belajar
untuk menjadi manusia. Ini semua menurut Drucker menciptakan kebiasaan untuk
bekerja, untuk melakukan sesuatu guna mengembangkan diri.
Hegel
seorang filsuf Jerman pernah berpendapat, bahwa kerja adalah aktualisasi diri
seseorang. Drucker sendiri berpendapat bahwa kerja merupakan perpanjangan dari
kepribadian manusia. Kerja adalah suatu pencapaian mimpi dan perwujudan
prestasi. Kerja adalah adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk
mendefinisikan dirinya sendiri dan kemanusiaannya.
Sejak
dulu manusia sudah memiliki pandangan, bahwa kerja adalah sesuatu yang suci.
Kerja adalah suatu bentuk panggilan dari Tuhan. Kerja adalah suatu pengabdian,
apapun bentuknya, dan semua itu layak mendapatkan penghormatan.
Banyak
orang benci untuk bekerja. Mereka bermimpi untuk memiliki uang banyak, sehingga
tidak lagi perlu bekerja. Namun pandangan itu tidak sepenuhnya tepat. Orang
yang tidak bekerja, walaupun memiliki uang banyak, juga sulit untuk merasa puas
dengan hidupnya. Mereka akan mengalami krisis identitas, karena pekerjaan
membantu orang merumuskan identitasnya, walaupun tidak secara keseluruhan.
Dalam arti ini dapatlah dikatakan, bahwa kerja memiliki dimensi psikologis yang
mendalam, yang membantu orang untuk menentukan siapa dirinya.
B. PROSES DALAM MEMILIH PEKERJAAN
Dalam memilih atau mencari
pekerjaan, biasanya orang dihadapkan
kepada beberapa pemikiran atau pertimbangan sebelum
menetapkan pekerjaan mana yang akan dipilih. Ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan antara lain :
Ø
Nama dan Reputasi Perusahaan : Nama perusahaan akan
mempengaruhi kemantapan semangat kerja. Bila nama perusahaan/reputasinya baik biasanya
karyawan akan bangga dan tumbuh semangat kerja. Tetapi bila reputasi perusahaan
kurang baik, kita malu dan
kurang bersemangat bekerja.
Ø
Tipe Pekerjaan : Tipe
pekerjaan menyangkut bagaimana jenis/bentuk pekerjaan
yang dilakukan, mulai dari berat/ringannnya pekerjaan,
status pekerjaan, kondisi kerja, sederhana/rumitnya pekerjaan, sampai kepada
upah yang kecil/besar.
Ø
Kondisi Tempat Kerja : Berpengaruh pada semangat dan gairah
kerja. Meliputi: lingkungan yang bersih, udara bersih,
penerangan, tidak bising, lay out, pewarnaan ruangan.
Ø
Rekan Kerja : Apabila
orang-orang yang ada dilingkungan kerja merupakan teman kerja yang kompak,
ramah tamah dan menyenangkan akan menyebabkan rasa betah, senang dan bahagia
dalam bekerja.
Ø
Kesempatan Berkarir : Adanya
kesempatan meniti karir/naik pangkat dalam bekerja
akan menambah semangat dalam bekerja.
Fase-fase identitas pekerjaan :
Ø
Pencarian
pekerjaan adalah identik dengan mempromosikan diri sendiri dan talenta yang
dimiliki.
Ø
Mengetahui
dengan pasti bagaimana talenta yang dimiliki dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan yang dilamar.
Ø
Mencari
pekerjaan merupakan suatu pekerjaan juga: jadi perlu bersabar karena pasti
membutuhkan waktu.
Ø
Buat
rencana dan ikuti rencana tersebut; meski tidak harus diikuti secara kaku.
Ø
Mencari
pekerjaan harus pantang menyerah.
Ø
Kenali Diri
Sendiri
Ø
Tentukan
Tujuan Karir Kita
Ø
Buatlah Career
Portfolio
Ø
Perluas Jaringan
Ø
Kenali
Tempat/Perusahaan yang Dilamar
Ø
Evaluasi
Proses
C. MEMILIH PEKERJAAN YANG COCOK
Sebelum mendapatkan pekerjaan yang
cocok, kenali diri sendiri terlebih dulu. Yang paling tahu cocok atau tidaknya
kita akan suatu pekerjaan adalah diri kita sendiri. Berikut adalah 6 tipe kepribadian beserta
dengan pekerjaan yang sekiranya cocok dengan kepribadian tersebut. Namun, perlu
dicatat, beberapa pekerjaan atau profesi yang tercantum memerlukan pendidikan,
pelatihan, dan kualifikasi tertentu.
1. Artistik
Kepribadian semacam ini adalah
mahluk kreatif sejak diciptakan. Mereka memiliki imajinasi yang sangat luas.
Tipe semacam ini senang mengekspresikan dirinya melalui hasil karya. Mereka
lebih nyaman bekerja tanpa aturan, dan senang bekerja yang berkaitan dengan
bentuk, desain, warna, kata, dan pola. Profesi yang cocok untuk tipe
kepribadian ini: editor, desainer grafis, guru drama atau kesenian, arsitek
lanskap, pembuat produk, dan produser.
2. Konvensional
Tipe kepribadian semacam ini
menyenangi segala hal yang konvensional, seperti aturan, prosedur, jadual, dan
instruksi. Mereka senang bekerja dengan detail dan data ketimbang harus
mengutarakan ide. Tipe semacam ini senang dengan rutinitas dan urutan, segala
yang keteraturan. Tipe pekerjaan yang cocok untuk tipe semacam ini antara lain;
akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan, dan
penulis teknis.
3. Wirausahawan
Tipe wirausahawan adalah orang yang
pandai memimpin. Mereka jeli melihat sebuah hasil kerja dari awal hingga akhir,
khususnya yang berhubungan dengan bisnis. Mereka tipe pelaku, bukan pemikir,
dan lebih senang melihat “gambaran besar” ketimbang gambar-gambar kecil yang
justru sebagai fondasi awalnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang seperti ini
adalah; agen sales di advertising, pekerja finansial, analisis manajemen,
direktur program, dan sales manager .
4. Penyelidik
Tipe seperti ini senang bekerja
sendiri, karena dia senang menyelidiki sesuatu. Mereka lebih senang menggunakan
logika ketimbang imajinasi, menyelesaikan masalah dan misteri, menyatukan
hal-hal yang tercerai seperti puzzle, presisi, dan ilmu pasti. Pekerjaan yang
memerlukan atensi mendetail amat membuatnya merasa senang. Profesi yang tepat
untuk tipe kepribadian seperti ini adalah; analis sistem komputer, pengurus
perpustakaan, optometris, profesor ilmu alam, insinyur piranti lunak, dan
pelaku statistik.
5. Realistik
Senang dengan hasil akhir, tipe ini
adalah orang yang menyukai soal dan masalah yang harus dipecahkan. Mereka
senang bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin, alat-alat berat, dan
perhiasan. Profesi yang tepat untuk tipe realistis adalah ahli elektro, ahli
nuklir, dokter gigi, dan ahli kunci.
6. Sosialis
Sosialis senang membantu orang lain
dan bekerja di dalam tim. Mereka pandai berkomunikasi dan merasa nyaman dalam
berinteraksi dengan orang lain. Mereka lebih baik bicara dengan orang lain
ketimbang bekerja dengan mesin atau data. Pekerjaan yang terbaik untuk mereka
adalah untuk membuatnya bertemu dengan orang lain, seperti pelatih pribadi,
psikolog sekolah, bimbingan siswa, guru, dan motivator.
D. WAKTU LUANG
Waktu luang
adalah waktu bebas bagi seseorang untuk melakukan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan
keinginannya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di luar usaha-usaha untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban dan kebutuhan primernya, oleh sebab itu maka
kegiatannya tanpa paksaan dan bersifat sukarela. Orang yang menggunakan waktu
secara efisien akan memperoleh banyak keuntungan, misalnya mereka dapat
menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, sehingga ada waktu untuk memulihkan
kebugaran fisik dan mental, rekreasi, dan interaksi sosial. Manfaat mengisi
waktu luang yaitu menurut Soetarlinah Sukadji
(Triatmoko, 2007) yaitu:
a. Bisa meningkatkan kesejahteraan
jasmani.
b. Meningkatkan kesegaran mental
dan emosional.
c. Membuat kita mengenali kemampuan
diri sendiri.
d. Mendukung konsep diri serta
harga diri.
e. Sarana belajar dan pengembangan
kemampuan.
f. Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan
jasmani, mental, intelektual,
spiritual, maupun estetika.
g. Melakukan penghayatan terhadap
apa yang anda sukai tanpa tidak
mempedulikan segi materi.
SUMBER