CINTA DAN
PERKAWINAN
A. MEMILIH PASANGAN
Memilih pasangan, berarti memilih seseorang
yang diharapkan dapat menjadi teman hidup, seseorang yang dapat menjadi rekan
untuk menjadi orang tua dari anak–anak kelak (Lyken dan Tellegen, 1993).
Pemilihan pasangan yang dilakukan oleh individu, biasanya didasari dengan
memilih calon yang dapat melengkapi apa yang dibutuhkan dari individu tersebut
dan berdasarkan suatu pemikiran bahwa seorang individu akan memilih pasangan
yang dapat melengkapi kebutuhan yang diperlukan (Degenova, 2008).
Memilih
pasangan adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk menjadi teman
hidupnya melalui proses pemilihan dari seseorang yang dianggap tidak tepat
sampai akhirnya terpilih calon pasangan hidup yang tepat menurut individu
tersebut.
Dalam pemilihan pasangan, juga terdapat
faktor–faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor latar belakang keluarga yang
terdiri dari kelas sosioekonomi, pendidikan, usia, agama dan suku juga faktor
karakteristik personal yang terdiri dari sikap dan tingkah laku individu,
perbedaan usia, kesamaan sikap dan peran gender (Degenova, 2008).
B. HUBUNGAN DALAM PERKAWINAN
Kesiapan pasangan untuk menjalani setiap fase
dalam pernikahan akan menentukan kualitas dan keberlangsungan hubungan. Penting
bagi pasangan untuk memahami apa yang terjadi dalam hubungan di beberapa fase
dalam pernikahan. Konselor/terapis pernikahan dan keluarga, Carolyn Gerard, MA,
MFT, mengatakan saat masih berpacaran, pasangan memiliki komitmen tinggi untuk
menjaga hubungan. Pasangan saling memprioritaskan dan menghargai kebutuhan demi
menjaga hubungan. Namun, begitu menikah, riset di Amerika menunjukkan, setengah
dari pernikahan berakhir pada perceraian, terutama pada tahun kedua, ketujuh
dan hari jadi pernikahan ke 20. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam
tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap
berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas
waktu yang pasti. Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan
yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun
anda dan pasangan dapat saling merasakannya.
C. PENYESUAIAN DAN PERTUMBUHAN DALAM PERKAWINAN
Lasswell dan Lasswell
(1987) mengatakan bahwa konsep dari penyesuaian perkawinan adalah bahwa dua
individu belajar untuk saling mengakomodasikan kebutuhan, keinginan, dan
harapan.
Dyer (1983) menyatakan
penyesuaian perkawinan adalah adanya bermacam-macam proses dan
penyesuaian didalam hubungan perkawinan antar pasangan, dimana adanya proses
untuk mengakomodasikan situasi sehari-hari, menyeimbangkan kebutuhan
masing-masing, ketertarikan, role-expectation, dan pandangan, dan beradaptasi untuk perubahan kondisi
perkawinan dan kehidupan keluarga.
Menurut LeMasters (dalam
Dyer, 1983) penyesuaian perkawinan bisa dikonseptualisasikan sebagai kapasitas
penyesuaian atau adaptasi, sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah daripada
kemangkiran dari masalah.
Schneiders (1964) mengatakan bahwa konsep dari penyesuaian perkawinan
adalah suatu seni kehidupan dan bermanfaat dalam kerangka tanggung jawab,
hubungan, dan pengharapan yang merupakan hal mendasar dalam perkawinan.
Duvall dan Miller (1985)
mengatakan bahwa penyesuaian perkawinan itu adalah proses membiasakan diri pada
kondisi baru dan berbeda sebagai hubungan suami istri dengan harapan bahwa
mereka akan menerima tanggung jawab dan memainkan peran sebagai suami istri.
Penyesuaian perkawinan ini juga dianggap sebagai persoalan utama dalam hubungan
sebagai suami istri.
Penyesuaian perkawinan adalah
dua orang memasuki tahap perkawinan dan mulai membiasakan diri dengan situasi
baru sebagai suami istri yang saling menyesuaikan dengan kepribadian,
lingkungan, kehidupan keluarga, dan saling mengakomodasikan kebutuhan,
keinginan dan harapan.
Pendapat Dawn J.
Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship
educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap pertumbuhan dalam
kehidupan pernikahan. Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini
adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini
terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu
melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa
pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana
posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi
tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga,
pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat
kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti
seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan
mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan
membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap
ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan
dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling
menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan
perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi
dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan
pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang
dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan
perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih
pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk
Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real
love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,”
ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn
menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya
karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar
menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah
kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri
sendiri, pasangan, dan juga anak.
D. PERCERAIAN DAN PENIKAHAN KEMBALI
Kelanggengan
hubungan dalam pernikahan adalah keinginan setiap pasangan. Namun bagaimanakah
jika pernikahan itu tidak langgeng dan justru akan mengakibatkan perceraian. Dalam
hal ini bisa dikatakan perceraian itu tidak hanya terjadi begitu saja. Setiap
akibat pasti ada penyebabnya, tak mungkin ada asap tanpa api. Itulah sedikit
ungkapan peribahasa sebagai perumpamaannya. Berbicara tentang perceraian bisa
dikaitkan dengan daya tarik spontan. Jika Anda tertarik kepada seseorang hanya
karena kelembutannya, ketulusannya, karena simpatinya terhadap Anda, atau
karena menjaga perasaan maka hubungan itu tidak bisa bertahan lama. Hubungan
semacam itu tidak bisa langgeng, sebentar saja pasti akan hancur. Bahkan
seandainya pernikahan semacam itu sukses, maka pasangan Anda tidak bisa membaur
dengan persepsi-persepsi Anda yang paling dalam ketika Anda berdua saling
melihat pasangan sebagai manusia yang sebenarnya. Kelanggengan terlihat dari
bagaimana seseorang memperhatikan sikap dan ketulusan pasangannya. Selain itu
juga harus memperhatikan kesetiaannya terhadap nilai-nilai bersama. Dan harus
selalu sadar bahwa rasa tertarik, harus berasal dari kedua belah pihak, bukan
dari satu pihak saja.
Penyebab
perceraian kebanyakan terjadi karena didalamnya terselip berbagai persoalan
rumah tangga yang tidak menemukan akhir penyelesaiannya. Dibutuhkan kekompakkan
antara keduanya dalam menghadapi berbagai persoalan itu. Pengertian...itulah
hal yang seharusnya bisa mereka tanamkan, karena jika minimnya sikap saling
perngertian keegoisan memuncak. Jika keegoisan diiringi dengan kemarahan yang
membara, perlu juga kesabaran. Tidak diperkenankan keduanya saling mengadu
amarahnya. Justru jika misalnya istri lebih sensitif dengan menunjukkan
kemarahannya, maka suami harus lebih mampu meredam amarahnya. Sehingga konflik
yang sedang terjadi tidak semakin besar. Tidak menutup kemungkinan juga, konflik
yang pada akhirnya menimbulkan perceraian itu bisa terjadi karena adanya pihak
ketiga yang dengan sengaja menyebarkan kesalahpahaman diantara pasangan
tersebut.
Memilih sisi
positif berarti memilih cara paling efektif dan efisien daladm hidup. Seharusnya
pada kedalaman diri kita, terdapat keseimbangan dua rasa yang saling berlawanan
ketika hubungan yang mesra itu berada dalam ujian. Pertama-tama memang
sekelompok perasaan tertentu yang mendominasi. Tetapi sekelompk rasa yang
lainnya tidak lagnsung mundur diri. Ia tetap ada walau terpaksa mundur dan
sembunyi di pojok gelap untuk menuggu kesempatan. Suami-istri menjalankan tugas
dan peran masing-masing dengan cepat. Keduanya akan merasa lemah ketika tidak
bisa mencari jalan keluar dari sisi-sisi negatif. Mereka merasa bahwa jiwanya
adalah karikatur kepribadiannya dalam kehidupan rumah tangga. Jika semua orang
memikirkan apa saja yang menyenangkan pasangannya lalu meninggalkan apa yang
tidak mereka senangi, tentu saja hubungan keluarga tidak akan hancur. Namun,
berbeda jika pasangan telah menemukan jalan keluar dari perosalan yang mereka
hadapi. Mereka akan cenderung introspeksi diri dengan perbuatan dan
kesalahan-kesalahannya sehingga menyadarkan dirinya bahwa masalah itu tidak
sepenuhnya selesai dengan kemarahan dan kesalahan satu pihak saja. Yang pada
akhirnya pasangan yang telah bercerai tersebut bisa memulai hidup yang baru
dengan menikah kembali dengan pasangannya.
E. ALTERNATIF SELAIN PERNIKAHAN
Beberapa orang yang memutuskan untuk tidak memiliki pasangan, mungkin
mereka beranggapan bahwa ketika kehidupan itu kita jalani dengan pasangan akan
terasa sulit karena menemukan berbagai persoalan yang nantinya kemungkinan bisa
saja kita hadapi. Akan tetapi hakikatnya menikah itu adalah ibadah. Hidup akan
lebih indah melalui segala bentuk kehidupan bersama pasangan. Seseorang yang
memutuskan untuk sendiri (single life) bisa saja disebabkan karena traumatik
tersendiri yang pernah mereka rasakan sehingga membuatnya untuk tidak berani
lagi memulai hidup secara bersama. Pengalaman memang berperan penting dalam
kelangsungan hidup seseorang. Ia bisa mengubahnya menjadi lebih kuat namun
tidak sedikit yang lemah karenanya. Membuat seseorang takut memulai, namun juga
menimbulkan arti yang mendalam.
“Pernikahan yang sukses adalah seperti tenunan dalam beludru
kehidupan praktis. Seperti nada harmoni yang dipetik hubungan realistis. Dan
pernikahan yang sukses adalah hasil gabungan cinta, penghormatan, kesetiaan,
dan sikap saling mendukung”.
SUMBER
-
Abdullah, ‘AF. 2005.Tips
Menggapai Keluarga Idaman.Jakarta:Bening Publishing.
-
Shalal, ‘AA.2006.Yang Disukai
Wanita dari Pria.Jakarta:Daar ath-Tharabis, Kairo.
Slot Machines With Bonus: Casino Games That Pay Real
BalasHapusSlot machines have to be at a 진주 출장안마 higher quality than 의정부 출장샵 any other casino. That said, many slot machines are not 세종특별자치 출장샵 going to be fair when compared 성남 출장마사지 with the payouts offered by 안성 출장안마