Jumat, 08 November 2013

4. Pengorganisasian Struktur Manajemen



A.     Definisi Pengorganisasian (Organizing)

Untuk mencapai tujuan suatu kegiatan maupun bisnis, maka pengorganisasian perlu dibentuk dengan maksud setiap unit kegiatan ada orang yang mengelola secara profesional. Pengorganisasian adalah proses membagi kerja ke dalam komponen-komponen yang dapat dikelola dan mengkoordinasikan hasil-hasil agar tercapai tujuan- tujuan. Pengorganisasian ini bermanfaat, karena jelas siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi dan memfokuskan sumberdaya pada tujuan.
Fungsi Dalam Organisasi
Fungsi adalah kerja yang dapat dibedakan dari kerja yang lain. Di dalam suatu organisasi, fungsi menyumbang secara langsung pada pencapaian tujuan. Fungsi seperti ini dikenal dengan nama fungsi garis. Wewenang garis dicerminkan dengan adanya rantai komando yang berasal dari manajemen puncak melalui berbagai tingkat hierarki sampai pada tingkat di mana kegiatan organisasi dilaksanakan. Fungsi ini berkembang mengikuti prinsip skalar, yaitu bahwa wewenang dan  tanggung jawab mengalir secara vertikal langsung lurus dari tingkat teratas ke tingkat paling bawah. Terciptalah struktur hierarki dimana terjadi pembagian vertikal wewenang dan tanggung jawab serta alokasi/pembebanan berbagai tugas sepanjang rantai skalar. Fungsi lain dalam organisasi adalah fungsi garis dan staf. Di sini staf merupakan individu atau kelompok dalam organisasi yang fungsi utamanya memberikan nasihat dan jasa lain pada orang garis. Ada staf pribadi yang melaksanakan sebagian atau segala fungsi manajer, manajer tetap melakukan sebagian dan bertanggung jawab terhadap fungsi tersebut; ada pula staf khusus yang melakukan kerja yang memerlukan keterampilan atau objektivitas yang tidak dimiliki oleh garis. Staf pribadi terdiri dari asisten garis, asisten staf dan asisten umum. Staf khusus dapat membantu bagian lain pula. Sekali lagi wewenang fungsional hanya dapat efisien dan efektif apabila dilaksanakan oleh mereka yang memiliki informasi yang cukup banyak, selalu dimintai pendapatnya oleh pimpinan, selalu mengambil inisiatif dan melakukan persuasi agar konsep atau idenya diterima pimpinan.
Hubungan Dalam Organisasi
Pembicaraan tentang hubungan di dalam organisasi mencakup pembicaraan tentang tanggung jawab, wewenang, dan pelaporan. Tanggung jawab adalah kekuasaan yang didelegasikan. Wewenang adalah salah satu kekuasaan didasarkan pada pengakuan terhadap usaha orang mempengaruhi orang lain. Pelaporan adalah wajib jawab pertanyaan bertalian dengan pelaksanaan tugas.


B.     Definisi Struktur Organisasi

Struktur adalah pola hubungan komponen atau bagian suatu organisasi. Struktur
merupakan sitem formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinsikan tugas orang dan kelompok orang agar tujuan tercapai.
Struktur dibedakan dari proses. Struktur merupakan susunan subsistem dan komponen dalam ruang tiga dimensi pada suatu waktu, sedang proses adalah perubahan dinamis dalam bahan, energi atau informasi dari sistem tersebut menurut waktu.
Struktur itu sifatnya relatif stabil, statis, berubah lambat atau memerlukan waktu untuk penyesuaian-penyesuaian, sedang proses berubah cepat dan dinamis. Struktur merupakan komponen organisasi di samping fungsi dan hubungan, sedang proses merupakan sesuatu yang dinamis yang terjadi di dalam organisasi seperti pendelegasian, pengarahan, pengkoordinasian, komunikasi, motivasi, proses mempengaruhi, kepemimpinan, rasa tak puas, konflik dan lain-lain. Struktur perlu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
(1) struktur harus mengikuti strategi
(2) struktur harus sesuai dengan teknologi organisasi
(3) struktur harus sesuai dengan lingkungan luar
(4) struktur harus mengkoordinasikan orang di dalam sistem dan harus pula
       mengakomodasi besar organisasi.
Adapun komponen struktur adalah spesialisasi dan koordinasi. Spesialisasi adalah proses dengan mana tugas-tugas didefinisikan dalam pembagian kerja. Spesialisasi itu berdasar rancang bangun kerja adalah alokasi tugas kerja tertentu pada perorangan atau kelompok orang.
Koordinasi adalah proses mengkaitkan kegiatan yang telah dispesialisasi satu dengan yang lain sehingga menjamin pencapaian tujuan bersama. Ada koordinasi vertikal yang mengkoordinasikan kegiatan orang perorang dan kelompok sesuai hirarki kewenangan. Koordinasi horisontal mengkoordinasi kegiatan individu dan kelompok yang bekerja pada satu peringkat hirarki.
Departementalisasi merupakan proses pengelompokan orang dan kegiatan di bawah pengawasan manajemen. Faktor positif yang menentukan dalam departementalisasi adalah (1) spesialisasi diambil manfaatnya, (2) membantu koordinasi, (3) memperlancar pengawasan, (4) mendapatkan perhatian cukup, (5) mengurangi biaya dan (6) mengakui kemanusiaan. Departemen dapat berdasar fungsi, (divisi) produk, proses, daerah, langganan, waktu dan matriks.
Sentralisasi adalah proses konsentrasi wewenang dan pengambilan keputusan pada peringkat atas suatu organisasi. Bawahan semata-mata sebagai pelaksana. Keuntungan sistem sentralisasi adalah:
               1)  pemanfaatan lebih sedikit personalia yang kurang terampil sehingga biaya dapat ditekan
2) pemanfaatan intuisi dengan cepat, dan
3) pengaturan yang sama bagi unit dalam organisasi.
Keburukan sistem sentralisasi adalah:
1) putusan lama bila data ada pada bawahan
2) personalia bawah tidak berkembang
3) tidak ada koordinasi putusan tak dilaksanakan, dan
4) putusan oleh atasan menyita waktunya.
Untuk menghindari keburukan sentralisasi ini dilakukan delegasi sehingga diperoleh desentralisasi. Bila delegasi itu berhasil, diperoleh keuntungan sebagai berikut:
1.    penerimaan oleh bawahan akan mengubah sikap di dalam proses membiarkan tugas
     dan pencapaian tujuan;
2.    atasan akan dengan senang hati membiarkan bawahan melakukan hal-hal yang   
      dipandang sesuai dalam pelaksanaan tugas;
3.    atasan dapat menanggung adanya kesalahan kecil; dan (4) atasan akan
mempercayai bawahan.
Koordinasi vertikal memiliki 4 unsur fundamental yaitu (1) rantai komando, (2) rentang pengawasan, (3) delegasi dan (4) sentralisasi, desentralisasi. Rantai komando adalah garis wewenang yang secara vertikal menghubungkan orang dalam organisasi dengan atasan berikutnya. Prinsip skalar dan satunya komando mendasari rantai komando. Rentang pengawasan adalah banyaknya bawahan yang melapor langsung pada seorang manajer; jumlah biasanya terbatas karena keterbatasan kemampuan atasan.
Delegasi adalah proses membagi dan mempercayakan kerja pada orang lain. Dalam hal ini dasarnya adalah bahwa wewenang harus sama dengan tanggung jawab bila kerja didelegasikan. Dalam hal apakah perlu sentralisasi atau desentralisasi sifatnya adalah situasional. Koordinasi horisontal yaitu proses dimana kegiatan diintegrasikan pada peringkat yang sama. Koordinasi jenis ini memerlukan wewenang yang bertindak tidak secara hirarkis melainkan tergantung pada keahlian (wewenang fungsional).

C.     Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen


Seperti diketahui organisasi adalah wadah kegiatan (perencanaan: tujuan, strategi, kebijaksanaan dan program). Di dalam organisasi maka struktur yang dikenal dapat bersifat formal maupun informal. 
1.    Struktur Formal
Struktur formal tergambar dalam peta organisasi yang menunjukkan posisi kerja, jenis kerja yang dilakukan, hubungan atasan dan bawahan, kelompok atau komponen sub bagian, tingkat manajemen dan saluran komunikasi.
Pembicaraan tentang struktur organisasi formal tidaklah lengkap bila tidak mengemukakan adanya struktur organisasi lain, misalnya untuk pimpinan, struktur komite/kepanitian, struktur kelompok kepentingan, organisasi penunjang atau pelayanan teknis. Struktur organisasi untuk pimpinan atau manajemen puncak merupakan bagian organisasi formal. Struktur Dewan Direksi mewadahi kegiatan penentu tujuan, kebijaksanaan badan usaha, memilih manajer-manajer dan bertanggung jawab mengecek pimpinan pelaksana. Mereka adalah orang kuat, mengenal intern organisasi setia dan berminat mendorong organisasi. Komite atau kepanitiaan adalah kelompok orang yang khusus menjalankan kegiatan secara tidak penuh. Sifatnya ad hoc atau sementara; kalau tugasnya selesai di bubarkan. Kebaikan komite adalah memungkinkan adanya putusan intuitif kelompok yang sifatnya terpadu, memungkinkan koordinasi, kemungkinan diperolehnya kerjasama dalam pelaksanaan rencana dan melatih anggota serta mendapatkan pemikiran yang berkesinambungan. Keburukan komite ialah tindakannya lambat, mahal, memecah tanggung jawab dan putusannya kompromi.
2.    Struktur Informal
Struktur informal adalah organisasi bayangan, struktur di belakang struktur, suatu struktur  tak resmi berdampingan dengan struktur formal. Organisasi penunjang atau unit pelayanan teknis (UPT) merupakan organisasi yang sangat penting demi kelancaran tugas unit operasional. Fungsinya ialah menyiapkan dan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan oleh unit operasional. Pemisahan unit ini sesuai dengan kebutuhan apakah dipusatkan atau didesentralisasikan.
Seperti diterangkan di depan, selain struktur organisasi formal ada pula struktur organisasi informal. Organisasi informal muncul karena kebutuhan peribadi dan kelompok anggota organisasi. Herbert A. Simon mendefinisikan organisasi informal sebagai hubungan antar pribadi dalam organisasi yang mempengaruhi putusan di dalam organisasi tersebut tetapi ditiadakan dari skema formal atau tidak dengan keberadaan struktur formal organisasi.
Faktor yang membantu pembentukan organisasi informal ini adalah faktor ekstern, yaitu yang dibawa orang misalnya pendidikan, umum, senioritas, kelamin, latar belakang etnis, dan kepribadian, dan faktor intern, misalnya jabatan, upah, jadwal kerja, mobilitas kerja dan simbol status. Dengan adanya organisasi informal ini para anggota dapat dibantu mencapai tujuan pribadi, merasa aman dan memiliki jati diri, merasa terlindungi, terpenuhi kebutuhan bermasyarakat, dan lain-lain. Bagi organisasi, organisasi informal ini menjamin adanya kerjasama, mengurangi absensi dan perputaran kerja serta dapat memperbaiki komunikasi. Organisasi informal dapat berkembang berdasar :
1.      struktur hubungan manusiawi, di mana atasan dapat mengadakan kontak langsung dengan bawahan dimanapun dia berada;
2.      model sumber daya manusia, dimana ada pengkaitan hubungan (linking-pin) secara vertikal, horisontal maupun silang antar departemen;
3.      model tim proyek, dan
4.      model kolega, dimana satu anggota atau kelompok saling berhubungan dengan banyak anggota atau kelompok lain.

Daftar Pustaka
Djatmiko, Y. H. 2008. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta
Manullang, M. 1987. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia
Reksohadiprodjo, S. 1990. Pengantar Manajemen. Jakarta: Karunika, Universitas
Terbuka,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar