A. Definisi Empowerment
Menurut Webster dan
Oxford English Dictionary (Priyono
dan Pranarka, 1996) kata empowerment atau empower mengandung dua
pengertian yaitu; pertama to give power or authority to, kedua to
give ability or enable .
Empowerment
adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai
nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat
“people centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1988).
Jadi dapat dipahami empowerment
sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke
pihak lain dan juga
sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.
Dalam konteks ini, empowerment dapat mencakup :
1.
Perubahan
sikap; masyarakat miskin didorong,
dibimbing dan dibantu ke arah perilaku prososial yang normatif,
2.
Peningkatan
partisipasi sosial; Masyarakat
yang merupakan sasaran kebijakan kesempatan turut berpartisipasi, bukan saja
dalam hal mengambil keputusan-keputusan khusus, tetapi juga dalam hal
merumuskan definisi situasi yang merupakan dasar dalam pengambilan keputusan.
Sehingga arah pembangunan menjadi berpihak pada masyarakat khususnya masyarakat
miskin,
3.
Solidaritas
sosial; pemberdayaan sosial mampu
menciptakan suatu kondisi atau keadaan hubungan antara individu/kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama serta
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama,
4.
Peningkatan
kondisi ekonomi warga masyarakat;
melalui pemberdayaan sosial diharapkan terjadi peningkatan kondisi ekonomi dan
peningkatan pendapatan warga, khususnya warga miskin,
5.
Peningkatan
pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga miskin; Lembaga keluarga miskin adalah juga sasaran pokok dalam pengentasan
kemiskinan yang tujuannya untuk mengembalikan fungsi keluarga yang diharapkan,
dimana fungsi ini semakin memudar seiring dengan ketidakmampuan menampilkan
fungsi sosial warga miskin, dan
6.
Perubahan
orientasi nilai budaya.
B. Kunci efektif Empowerment
Menurut
Suharto (Suharto,2005:58) Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya
kelompok rentan dan lemah sehingga mereka mempunyai kekuatan atau kemampuan
dalam: (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-baran dan
jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan
dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai
proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu
yang mengalami masalah kemiskinan.
B. Definisi Stres
Stres dalam arti secara umum
adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. Dalam bahasa sehari – hari stres di
kenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan
penyesuaian. Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal
yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan
dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi
kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan
tertekan, baik secara fisik maupun psikologis ( Chapplin, 1999). Stres juga
diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu
alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan psikologis
organisme yang memberikan tekanan kepada organisme itu sehingga ia berada
diatas ambang batas kekuatan adaptifnya. (McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk,
1997).
Rice (2002) mengatakan bahwa
stres adalah suatu kejadian atau stimulus lingkungan yang menyebabkan individu
merasa tegang. Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa
yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang.
Situasi ini disebut sebagai penyebab stres dan reaksi individu terhadap situasi
stres ini sebagai respon stres.
Berdasarkan berbagai
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stress merupakan suatu keadaan yang
menekan diri individu. Stres merupakan mekanisme yang kompleks dan menghasilkan
respon yang saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada
individu yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang
sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.
D. Sumber stres
Sumber stres adalah
semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi stres, misalnya
jumlah semua respons fisiologis nonspesifik yang menyebabkan kerusakan dalam
sistem biologis. Stress reaction acute (reaksi stres akut) adalah
gangguan sementara yang muncul pada seorang individu tanpa adanya gangguan
mental lain yang jelas, terjadi akibat stres fisik dan atau mental yang sangat
berat, biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari. Kerentanan dan kemampuan koping
(coping capacity) seseorang memainkan peranan dalam terjadinya reaksi
stres akut dan keparahannya (Sunaryo, 2002).
Bayi, anak-anak dan dewasa semua dapat mengalami stres. Sumber stres
bisa berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas sosial (Alloy, 2004).
Menurut Maramis (2009) dalam bukunya, ada empat sumber atau penyebab stres
psikologis, yaitu frustasi, konflik, tekanan, dan krisis.
Frustasi timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena
ada aral melintang, misalnya apabila ada perawat puskesmas lulusan SPK
bercita-cita ingin mengikuti D3 AKPER program khusus puskesmas, tetapi tidak
diizinkan oleh istri/suami, tidak punya biaya dan sebagainya. Frustasi ada yang
bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,
bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran,
perselingkuhan, dan lain-lain).
Konflik timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih
macam-macam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Ada 3 jenis konflik, yaitu :
a. Approach-approach
conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua
alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang yang sulit
menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan.
Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak
diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b. Avoidance-avoidance
conflict, terjadi bila individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama
tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar pernikahan, di satu
sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara mental dan
finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit
diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya
karena masing-masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c. Approach-avoidance
conflict, merupakan situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak
menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama,
misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak
kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa
rokok..
Tekanan timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari.
Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma
yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar individu, misalnya orang
tua menuntut anaknya agar disekolah selalu rangking satu, atau istri menuntut
uang belanja yang berlebihan kepada suami.
Krisis yaitu keadaan mendadak yang menimbulkan stres
pada individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit
yang harus segera dioperasi.
E. Pendekatan stress
Pendekatan
untuk mengendalikan stress muncul dengan keanekaragaman yang luas.
1. Latihan
Para peneliti telah
menyimpulkan bahwa orang yang berlatih gerak badan
kurang mengalani stress dan
ketegangan, lebih percaya diri, dan lebih bersikap optimis. Kelompok yang
mendapat latihan menunjukan suatu penurunan yang berarti di dalam tingkat
stress dan depresi.Tekanan pada pemenuhan mungkin telah menjadi bahan yang
sangat penting di dalam studi ini. Satu masalah yang didapat dalam banyak studi
latihan adalah bahwa subyek control sering jatuh ke dalam pusat-pusat latihan
sekalipun mereka menetapkan aktivitas berbeda.
2. Relaksasi
Stress merupakan suatu
tanggapan penyesuaian dari badan, maka tanggapan anti stres penyesuain adalah
relaksasi.
3. Humor
Beberapa riset
mengindikasikan bahwa anak-anak menggunakan humor untuk menangani kehidupan
rumah yang penuh stress, bahwa banyak pelawak professional berasal dari
keluarga yang diisi dengan situasi tak menentu dan ketegangan dan bahwa banyak
tertawa mungkin menjadi yang baik untuk melawan beberapa penyakit.
4. Umpan balik Bio
(Biofeedback)
Hasil riset menyatakan bahwa
umpan balik bio mungkin memiliki peran
penting didalam manajemen
stress karena sekurang kurangnya dua alasan.
Pertama umpan balik bio
membantu mempertunjukan pada pengguna bahwa tanggapan fisiologis dapat
dikontrol secara sukarela dan bahwa stress terjadi, dalam kenyataannya
mendapatkan tanggapan fisiologis. Kedua, umpan balik bio memberikan penguatan
bagi pengguna melihat pada kemajuan yang dibuat sepanjang waktu. Sebagai suatu
strategi manajemen stress individual, umpan balik bio tidak hanya menawarkan
beberapa keuntungan tetapi juga memiliki beberapa kerugian. Pada sisi positif,
suatu tubuh dari riset yang tumbuh menunjuk pada keefektifannya didalam
bermacam macam penggunaannya yang luas. Pada sisi negative, meskipun demikian,
umpan balik bio membutuhkan pembelian
peralatan, yang sangat
bervariasi diantaranya bisa dipertanyakan ketepatannya dan tingkat dapat
dipercayanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Friedmann,
John. 1992. Empowerment. The Politics of Alternative Development. Cambridge.
Blackwell.Pranarka, AMW dan Prijono, Onny S
(ed).
1996. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi. CSIS. Jakarta.
Girdano, Daniel A.,
Dusek, Dorothy E., & Everly, George S. Controlling Stress and Tension
(7th ed.). (San Fransisco: Pearson Education, Inc., 2005)
Rice, Philip L., Stress and Health (2nd ed.).
(California: Wadsworth, Inc. 1992)
James. L.Gibson, dkk, Prilaku
Organisasi, Jakarta.Binarupa aksara,1996.
Ivancevich, Prilaku
Organisasi, JIlid 1, Jakarta.1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar