Jumat, 10 Januari 2014

12. Empowerment, Stres dan Konflik


A.      Definisi Empowerment
Menurut Webster dan Oxford English Dictionary (Priyono dan Pranarka, 1996) kata empowerment atau empower mengandung dua pengertian yaitu; pertama to give power or authority to, kedua to give ability or enable .
Empowerment adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat “people centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1988).
Jadi dapat dipahami empowerment sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain dan juga sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.

Dalam konteks ini, empowerment  dapat mencakup : 
1.     Perubahan sikap; masyarakat miskin didorong, dibimbing dan dibantu ke arah perilaku prososial yang normatif, 
2.     Peningkatan partisipasi sosial; Masyarakat yang merupakan sasaran kebijakan kesempatan turut berpartisipasi, bukan saja dalam hal mengambil keputusan-keputusan khusus, tetapi juga dalam hal merumuskan definisi situasi yang merupakan dasar dalam pengambilan keputusan. Sehingga arah pembangunan menjadi berpihak pada masyarakat khususnya masyarakat miskin, 
3.     Solidaritas sosial; pemberdayaan sosial mampu menciptakan suatu kondisi atau keadaan hubungan antara individu/kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama serta diperkuat oleh pengalaman emosional bersama, 
4.     Peningkatan kondisi ekonomi warga masyarakat; melalui pemberdayaan sosial diharapkan terjadi peningkatan kondisi ekonomi dan peningkatan pendapatan warga, khususnya warga miskin, 
5.     Peningkatan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga miskin; Lembaga keluarga miskin adalah juga sasaran pokok dalam pengentasan kemiskinan yang tujuannya untuk mengembalikan fungsi keluarga yang diharapkan, dimana fungsi ini semakin memudar seiring dengan ketidakmampuan menampilkan fungsi sosial warga miskin, dan 
6.     Perubahan orientasi nilai budaya.


B. Kunci efektif Empowerment
             Menurut Suharto (Suharto,2005:58) Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka mempunyai kekuatan atau kemampuan dalam: (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-baran dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.


B.    Definisi Stres

Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis ( Chapplin, 1999). Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya. (McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997).
Rice (2002) mengatakan bahwa stres adalah suatu kejadian atau stimulus lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Situasi ini disebut sebagai penyebab stres dan reaksi individu terhadap situasi stres ini sebagai respon stres.
Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stress merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.




D. Sumber stres

             Sumber stres adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi stres, misalnya jumlah semua respons fisiologis nonspesifik yang menyebabkan kerusakan dalam sistem biologis. Stress reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan sementara yang muncul pada seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas, terjadi akibat stres fisik dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari. Kerentanan dan kemampuan koping (coping capacity) seseorang memainkan peranan dalam terjadinya reaksi stres akut dan keparahannya (Sunaryo, 2002).
Bayi, anak-anak dan dewasa semua dapat mengalami stres. Sumber stres bisa berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas sosial (Alloy, 2004). Menurut Maramis (2009) dalam bukunya, ada empat sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu frustasi, konflik, tekanan, dan krisis.
Frustasi timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang, misalnya apabila ada perawat puskesmas lulusan SPK bercita-cita ingin mengikuti D3 AKPER program khusus puskesmas, tetapi tidak diizinkan oleh istri/suami, tidak punya biaya dan sebagainya. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
Konflik timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Ada 3 jenis konflik, yaitu :
a. Approach-approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b. Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar pernikahan, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c. Approach-avoidance conflict, merupakan situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok..
Tekanan timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar disekolah selalu rangking satu, atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
Krisis yaitu keadaan mendadak yang menimbulkan stres pada individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera dioperasi.


E. Pendekatan stress

              Pendekatan untuk mengendalikan stress muncul dengan keanekaragaman yang luas.
1. Latihan
Para peneliti telah menyimpulkan bahwa orang yang berlatih gerak badan
kurang mengalani stress dan ketegangan, lebih percaya diri, dan lebih bersikap optimis. Kelompok yang mendapat latihan menunjukan suatu penurunan yang berarti di dalam tingkat stress dan depresi.Tekanan pada pemenuhan mungkin telah menjadi bahan yang sangat penting di dalam studi ini. Satu masalah yang didapat dalam banyak studi latihan adalah bahwa subyek control sering jatuh ke dalam pusat-pusat latihan sekalipun mereka menetapkan aktivitas berbeda.

2. Relaksasi
Stress merupakan suatu tanggapan penyesuaian dari badan, maka tanggapan anti stres penyesuain adalah relaksasi.
3. Humor
Beberapa riset mengindikasikan bahwa anak-anak menggunakan humor untuk menangani kehidupan rumah yang penuh stress, bahwa banyak pelawak professional berasal dari keluarga yang diisi dengan situasi tak menentu dan ketegangan dan bahwa banyak tertawa mungkin menjadi yang baik untuk melawan beberapa penyakit.
4. Umpan balik Bio (Biofeedback)
Hasil riset menyatakan bahwa umpan balik bio mungkin memiliki peran
penting didalam manajemen stress karena sekurang kurangnya dua alasan.
Pertama umpan balik bio membantu mempertunjukan pada pengguna bahwa tanggapan fisiologis dapat dikontrol secara sukarela dan bahwa stress terjadi, dalam kenyataannya mendapatkan tanggapan fisiologis. Kedua, umpan balik bio memberikan penguatan bagi pengguna melihat pada kemajuan yang dibuat sepanjang waktu. Sebagai suatu strategi manajemen stress individual, umpan balik bio tidak hanya menawarkan beberapa keuntungan tetapi juga memiliki beberapa kerugian. Pada sisi positif, suatu tubuh dari riset yang tumbuh menunjuk pada keefektifannya didalam bermacam macam penggunaannya yang luas. Pada sisi negative, meskipun demikian, umpan balik bio membutuhkan pembelian
peralatan, yang sangat bervariasi diantaranya bisa dipertanyakan ketepatannya dan tingkat dapat dipercayanya.


DAFTAR PUSTAKA
Friedmann, John. 1992. Empowerment. The Politics of Alternative Development. Cambridge. Blackwell.Pranarka, AMW dan Prijono, Onny S
(ed). 1996. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi. CSIS. Jakarta.
Girdano, Daniel A., Dusek, Dorothy E., & Everly, George S. Controlling Stress and Tension (7th ed.). (San Fransisco: Pearson Education, Inc., 2005)
Rice, Philip L.,  Stress and Health (2nd ed.). (California: Wadsworth, Inc. 1992)
James. L.Gibson, dkk, Prilaku Organisasi, Jakarta.Binarupa aksara,1996.
Ivancevich, Prilaku Organisasi, JIlid 1, Jakarta.1994.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar